A.
MENSPESIFIKASIKAN RENCANA
Rumusan masalah
yang jelas diperlukan dalam penyusunan perencanaan yang komperhensif.
Perencanaan muncul sebagai aktivitas keikutsertaan dari orang yang akan
dilayani oleh lingkungan dan yang akan dipengaruhi oleh lingkungan yang
memiliki hak dan kewajiban untuk ikut serta dalam merencanakan modifikasi atau
pengembangan lingkungan tersebut. Perencanaan pendidikan memberikan rekomendasi
mengenai serangkaian tindakan yang mencapai tujuan yang diinginkan. Jenis-jenis
perencanaan pendidikan, yaitu:
1.
Perencanaan Pendidikan Adaptif Perencanaan pendidikan
adaptif terjadi karena adanya tanggapan pada suatu pengembangan yang dilakukan
secara eksternal. Dalam pengertian sempit, perencanaan tersebut berarti
pemecahan masalah. Perencanaan ini dapat dengan mudah dan cepat dipahami oleh
semua pihak.
2.
Perencanaan Pendidikan Kontingensi Perencanaan
pendidikan kontingensi merupakan pendekatan yang ditujukan untuk menciptakan
kondisi yang pengaruhnya dapat dielakan dan diserap dengan biaya minimal.
3.
Perencanaan Pendidikan Kompulsif Perencanaan pendidikan
kompulsif menentukan perincian mengenai apa yang seharusnya dan apa yang
diharapkan akan dilakukan. Alat utamanya adalah imbalan jika berhasil dan
hukuman jika tidak berhasil.
4.
Perencanaan Pendidikan Manipulatif Perencanaan
pendidikan Manipulatif mengandalkan berbagai jenis instrumen untuk mendapatkan
suatu keuntungan. Alatnya adalah kesepakatan, pertukaran, dan mempengaruhi
orang lain.
5.
Perencanaan Pendidikan Indikatif Perencanaan pendidikan
indikatif menyebarkan informasi yang dimaksudkan untuk memberi sinyal yang
benar kepada individu dengan harapan agar pada gilirannya akan mengambil
tindakan yang tepat.
6.
Perencanaan Pendidikan Bertahap Perencnaan pendidikan
bertahap adalah perencanaan yang mengambil langkah pendek, mengoreksi kesalahan
saat perencanaan itu dilaksanakan. Proses seperti ini, bila terdiri dari
adaptabilitas jangka pendek yang dapat diterima akan menghasilkan sejumlah
kesalahan yang mendorong perencana untuk mengambil pendekatan yang benar-benar
menyeluruh.
7.
Perencanaan Pendidikan Otonomi Perencanaan pendidikan
otonomi merupakan perencanaan yang dilakukan oleh diri sendiri dan bukan
sebagai bagian dari perencanaan lainnya.
8.
Perencanaan Pendidikan Perbaikan / Pemulihan
Perencanaan pendidikan amelioratif dirancang untuk memulihkan pada keadaan
semula, tanpa pertimbangan mengenai apa yang mungkin terjadi.
9.
Perencanaan Pendidikan Normatif Perencanaan pendidikan
normatif merupakan perencanaan jangka panjang, perencanaan untuk 25 sampai 40
tahun ke depan. Karakteristik utamanya adalah sifatnya yang umum, dan fungsinya
adalah untuk membentuk pedoman dan arahan untuk perencanaan.
10. Perencanaan
Pendidikan Fungsional Perencanaan pendidikan fungsional memusatkan pada aspek
tertentu dari seluruh masalah. Pada dasarnya jenis perencanaan ini sifatnya
tersegmentasi tetapi tetap berfungsi sebagai pelengkap dari upaya perencanaan
total.
11. Pemograman
Pendidikan Program pendidikan menentukan pencapaian target, kebutuhan program
dan kebutuhan sumber daya untuk mencapai tujuan tertentu.
B.
MENGIMPLEMENTASIKAN RENCANA
Perencanaan
kebijakan pendidikan menyangkut pengembangan pedoman umum tindakan oleh
sekelompok orang, Perencanaan program pendidikan menyangkut persiapan
rencana-rencana yang spesifik disertai prosedur-prosedur untuk diterapkan oleh
institusi/organisasi administrasi pendidikan dalam kerangka sistem pendidikan
yang ada. Rencana pendidikan akan mengarahkan proses pengembangan
program-program pendidikan dan alat-alat yang dibutuhkan untuk menjalankannya.
Perencanaan yang komperhensif merupakan konstitusi yang tidak permanen dan
merupakan kumpulan prinsip-prinsip pendidikan fundamental. Perencanaan
pendidikan mempunyai sejumlah masalah yang unik, sehingga tidak ada satu bentuk
perencanaan tertentu dapat dilaksanakan dan diorganisasikan yang akan menjamin
efektivitas. Dalam mengorganisasikan unit-unit operasional perencana pendidikan
memiliki keterampilan metodologis, berupaya menjangkau seluruh kepentingan
pendidikan dengan kriteria yang obyektif dan rasional. Sebuah perencanaan
mengandung banyak bagian, peran, pelaku, dan kerjasama untuk mencapai tujuan
dan sasaran pendidikan, yang dibutuhkan dalam perencanaan adalah kerjasama dan
kesamaan pikiran sebelum proyek tersebut dimulai. Variasi situasi kerjasama,
yaitu:
1.
Kerjasama Antara Orang Dalam pendidikan komponen sosial
yaitu, siswa, guru, kepala sekolah, administator beserta kegiatannya termasuk
dalam sistem dan sangat penting dalam usaha kerjasama. Baik partisipan yang
ramah maupun bermusuhan saling berhubungan dengan sistem lainnya. Sistem yang
lainnya tersebut harus dimasukan dalam proses perencanaan pendidikan yang
komperhensif. Program-program disyaratkan oleh hukum atau diperintahkan melalui
obligasi kontrak yang meminimalkan inisiatif swasta untuk kerjasama.
2.
Kerjasama Berkaitan dengan Tempat Lingkungan fisik
(tempat) meliputi: lokasi, topografi, iklim, struktur, sarana, perlengkapan,
dan lain-lain tidak dapat dipisahkan dari perencanaan pendidikan yang
komperhensif. Setiap tempat membutuhkan penyesuaian dan adaptasi dengan
aspek-aspek lain dalam perencanaan pendidikan yang komperhensif. Pengaruh dan
penggunaannya dalam skala luas mempengaruhi pelaksanaan perencanaan pendidikan
yang komperhensif.
3.
Kerjasama Berkaitan dengan Perubahan atau Gerakan Dalam
suatu sistem, pergerakan membutuhkan kerjasama. Kerjasama merupakan dasar untuk
mengurangi perpecahan antar tempat kegiatan, sehingga memungkinkan terjadinya
pergerakan. Spesialisasi aktivitas pendidikan membuat perlunya kerjasama antar
orang.
4.
Kerjasama Berkaitan dengan Ekonomi Ekonomi sangat
penting karena tidak ada perencanaan yang dapat dijalankan tanpa pendapatan dan
pengeluaran. Perencanaan yang dijalankan harus diperhitungkan sehingga
memungkinkan secara ekonomi. Ekonomi merupakan kunci bagaimana dan proyek pendidikan
apa yang dijalankan. Ekonomi memberikan jalan untuk insentif. Uang merupakan
pendorong individu bekerja, kompensasi layanan, dan hadiah atas kontribusi yang
diberikan.
5.
Kerjasama Berkaitan dengan Aktivitas Kerjasama antar
kegiatan berbagai agensi pendidikan sangat penting dalam rangka pencapaian
tujuan. Kerjasama dengan sendirinya akan mengatasi keterbatasan-keterbatasan
ketika hanya satu atau sedikit kegiatan dijalankan. Sebuah keterbatasan adalah
sebuah fungsi dari jumlah keseluruhan kegiatan yang dibutuhkan. Contoh jika bis
sekolah gagal mengantarkan siswa ke sekolah maka kegiatan pembelajaran akan
terpengaruh. Koordinasi adalah proses penjadwalan kegiatan untuk menghilangkan
konflik agar tujuan dapat tercapai. Mengkoordinasi kegiatan yang berbeda dalam
tujuan agensi pendidikan yang beragam merupakan esensi perencanaan pendidikan
yang komperhensif dengan tujuan untuk menerjemahkan tujuan perencanaan
pendidikan yang komperhensif ke dalam program-program praktis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar