Senin, 25 Mei 2015



1.      Menurut persepsi saya tentang pentingnya perencanaan pendidikan yaitu dengan adanya perencanaan akan lebih mudah dalam mencapai tujuan dalam suatu lembaga.
Di bawah ini merupakan urgensi dari perencanaan lembaga pendidikan yaitu sebagai berikut :
a.    Keberhasilan organisasi dan keefektifan sekolah sangat ditentukan oleh keberhasilan perencanaan,
b.    Perencanaan memfokuskan pada tujuan yang hendak dicapai,
c.    Perencanaan membantu menghadapai ketidakpastian  dan mengantisipasi permasalahan,
d.   Perencanaan memberikan arah bagi pengambilan keputusan,
e.    Perencanaan diperlukan sebagai dasar monitoring dan pengawasan.
2.          Di bawah ini merupakan tahap-tahap dalam perencanaan yaitu sebagai berikuut:
a.       Tahap pertama adalah menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan.Perencanaan dimulai dengan keptusan-keputusan tentang keinginan ataukebutuhan organisasi atau kelompok kerja. Tanpa rumusan tujuan yang jelas,organisasi akan menggunakan sumber daya secara tidak efektif.
b.      Tahap kedua yaitu merumuskan keadaan saat ini. Pemahaman akan posisiorganisasi sekarang dari tujuan yang hendak dicapai atau berbagai sumber daya yang tersedia untuk pencapaian tujuan merupakan hal yang sangat penting karena tujuan dan rencana menyangkut waktu yang akan datang.
c.       Tahap ketiga adalah mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan.Segala kekuatan dan kelemahan serta kemudahan dan hambatan perludiidentifikasikan untuk mengukur kemampuan organisasi dalam mencapaitujuan.
d.      Tahap keempat yaitu mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan. Tahap terakhir dalam proses perencanaan ini meliputi pengembangan berbagai alternatif kegiatan untuk mencapai tujuan.
3.             Analisa Menggunakan Tabel Analisa Matrik SWOT
Berdasarkan analisa lingkungan yang telah dilakukan sebelumnya, maka diketahui beberapa peluang dan ancaman serta kekuatan dan kelemahan yang dimiliki SMA Negri 1 Muara Bungo.  Dengan demikian kita dapat menganalisa dan mengetahui isu strategis yang dihadapi oleh SMA Negri 1 Muara Bungo berdasarkan matrik di bawah ini. Melalui analisis SWOT yang baru dengan model Kearns sebagai mana yang dapat kita lihat pada table matrik Swot berikut ini:

Tabel Matrik Swot
SMA Negeri 1 Muara Bungo
      
             Faktor Internal







Faktor Eksternal
Kekuatan (S):
·    Motivasi guru dan siswa
·    Fasilitas perpustakaan, loboratoirum IPA, multistudi
·    Pendekatan, metode mengajar guru yang bervariasi
Kelemahan (W):

·     Siswa yang diterima PTN masih rendah
·     Kualifikasi guru
·     Posisi keuangan
Peluang (O):
·    Dukungan pemerintah daerah
·    Kesesuaian dengan perkembangan IPTEK
·    Kesesuaian dengan tuntutan masyarakat 


S – O


W – O
Ancaman (T):
·   Lembaga pendidikan sejenis
·   Dukungan orang tua rendah
·   Keadaan Ekonomi Masyarakat


S – T


W – T

4.             Menurut persepsi saya saran yang baik dalam hasil analisis sebaiknya pemimpin lebih mengutamakan ancaman ancaman yang ada di lembaga pendidikan tersebut supaya pemimpin lebih terfokus untuk mengatasi masalah tersebut.
5.             Manfaat dari matrix SWOT yaitu kita dapat mengetahui kekuatan,kelemahan,ancaman dan peluang dalam suatu lembaga agar dapat mempermudah dalam pencapaian tujuan.

Jumat, 22 Mei 2015

MENSPESIFIKASIKAN RENCANA DAN MENGIMPLEMENTASIKAN RENCANA PERENCANAAN PENDIDIKAN



A.     MENSPESIFIKASIKAN RENCANA
Rumusan masalah yang jelas diperlukan dalam penyusunan perencanaan yang komperhensif. Perencanaan muncul sebagai aktivitas keikutsertaan dari orang yang akan dilayani oleh lingkungan dan yang akan dipengaruhi oleh lingkungan yang memiliki hak dan kewajiban untuk ikut serta dalam merencanakan modifikasi atau pengembangan lingkungan tersebut. Perencanaan pendidikan memberikan rekomendasi mengenai serangkaian tindakan yang mencapai tujuan yang diinginkan. Jenis-jenis perencanaan pendidikan, yaitu:
1.      Perencanaan Pendidikan Adaptif Perencanaan pendidikan adaptif terjadi karena adanya tanggapan pada suatu pengembangan yang dilakukan secara eksternal. Dalam pengertian sempit, perencanaan tersebut berarti pemecahan masalah. Perencanaan ini dapat dengan mudah dan cepat dipahami oleh semua pihak.
2.      Perencanaan Pendidikan Kontingensi Perencanaan pendidikan kontingensi merupakan pendekatan yang ditujukan untuk menciptakan kondisi yang pengaruhnya dapat dielakan dan diserap dengan biaya minimal.
3.      Perencanaan Pendidikan Kompulsif Perencanaan pendidikan kompulsif menentukan perincian mengenai apa yang seharusnya dan apa yang diharapkan akan dilakukan. Alat utamanya adalah imbalan jika berhasil dan hukuman jika tidak berhasil. 
4.      Perencanaan Pendidikan Manipulatif Perencanaan pendidikan Manipulatif mengandalkan berbagai jenis instrumen untuk mendapatkan suatu keuntungan. Alatnya adalah kesepakatan, pertukaran, dan mempengaruhi orang lain.
5.      Perencanaan Pendidikan Indikatif Perencanaan pendidikan indikatif menyebarkan informasi yang dimaksudkan untuk memberi sinyal yang benar kepada individu dengan harapan agar pada gilirannya akan mengambil tindakan yang tepat.
6.      Perencanaan Pendidikan Bertahap Perencnaan pendidikan bertahap adalah perencanaan yang mengambil langkah pendek, mengoreksi kesalahan saat perencanaan itu dilaksanakan. Proses seperti ini, bila terdiri dari adaptabilitas jangka pendek yang dapat diterima akan menghasilkan sejumlah kesalahan yang mendorong perencana untuk mengambil pendekatan yang benar-benar menyeluruh.
7.      Perencanaan Pendidikan Otonomi Perencanaan pendidikan otonomi merupakan perencanaan yang dilakukan oleh diri sendiri dan bukan sebagai bagian dari perencanaan lainnya.
8.      Perencanaan Pendidikan Perbaikan / Pemulihan Perencanaan pendidikan amelioratif dirancang untuk memulihkan pada keadaan semula, tanpa pertimbangan mengenai apa yang mungkin terjadi.
9.      Perencanaan Pendidikan Normatif Perencanaan pendidikan normatif merupakan perencanaan jangka panjang, perencanaan untuk 25 sampai 40 tahun ke depan. Karakteristik utamanya adalah sifatnya yang umum, dan fungsinya adalah untuk membentuk pedoman dan arahan untuk perencanaan.
10.  Perencanaan Pendidikan Fungsional Perencanaan pendidikan fungsional memusatkan pada aspek tertentu dari seluruh masalah. Pada dasarnya jenis perencanaan ini sifatnya tersegmentasi tetapi tetap berfungsi sebagai pelengkap dari upaya perencanaan total.
11.  Pemograman Pendidikan Program pendidikan menentukan pencapaian target, kebutuhan program dan kebutuhan sumber daya untuk mencapai tujuan tertentu. 
B.     MENGIMPLEMENTASIKAN RENCANA
Perencanaan kebijakan pendidikan menyangkut pengembangan pedoman umum tindakan oleh sekelompok orang, Perencanaan program pendidikan menyangkut persiapan rencana-rencana yang spesifik disertai prosedur-prosedur untuk diterapkan oleh institusi/organisasi administrasi pendidikan dalam kerangka sistem pendidikan yang ada. Rencana pendidikan akan mengarahkan proses pengembangan program-program pendidikan dan alat-alat yang dibutuhkan untuk menjalankannya. Perencanaan yang komperhensif merupakan konstitusi yang tidak permanen dan merupakan kumpulan prinsip-prinsip pendidikan fundamental. Perencanaan pendidikan mempunyai sejumlah masalah yang unik, sehingga tidak ada satu bentuk perencanaan tertentu dapat dilaksanakan dan diorganisasikan yang akan menjamin efektivitas. Dalam mengorganisasikan unit-unit operasional perencana pendidikan memiliki keterampilan metodologis, berupaya menjangkau seluruh kepentingan pendidikan dengan kriteria yang obyektif dan rasional. Sebuah perencanaan mengandung banyak bagian, peran, pelaku, dan kerjasama untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan, yang dibutuhkan dalam perencanaan adalah kerjasama dan kesamaan pikiran sebelum proyek tersebut dimulai. Variasi situasi kerjasama, yaitu:
1.      Kerjasama Antara Orang Dalam pendidikan komponen sosial yaitu, siswa, guru, kepala sekolah, administator beserta kegiatannya termasuk dalam sistem dan sangat penting dalam usaha kerjasama. Baik partisipan yang ramah maupun bermusuhan saling berhubungan dengan sistem lainnya. Sistem yang lainnya tersebut harus dimasukan dalam proses perencanaan pendidikan yang komperhensif. Program-program disyaratkan oleh hukum atau diperintahkan melalui obligasi kontrak yang meminimalkan inisiatif swasta untuk kerjasama. 
2.      Kerjasama Berkaitan dengan Tempat Lingkungan fisik (tempat) meliputi: lokasi, topografi, iklim, struktur, sarana, perlengkapan, dan lain-lain tidak dapat dipisahkan dari perencanaan pendidikan yang komperhensif. Setiap tempat membutuhkan penyesuaian dan adaptasi dengan aspek-aspek lain dalam perencanaan pendidikan yang komperhensif. Pengaruh dan penggunaannya dalam skala luas mempengaruhi pelaksanaan perencanaan pendidikan yang komperhensif. 
3.      Kerjasama Berkaitan dengan Perubahan atau Gerakan Dalam suatu sistem, pergerakan membutuhkan kerjasama. Kerjasama merupakan dasar untuk mengurangi perpecahan antar tempat kegiatan, sehingga memungkinkan terjadinya pergerakan. Spesialisasi aktivitas pendidikan membuat perlunya kerjasama antar orang. 
4.      Kerjasama Berkaitan dengan Ekonomi Ekonomi sangat penting karena tidak ada perencanaan yang dapat dijalankan tanpa pendapatan dan pengeluaran. Perencanaan yang dijalankan harus diperhitungkan sehingga memungkinkan secara ekonomi. Ekonomi merupakan kunci bagaimana dan proyek pendidikan apa yang dijalankan. Ekonomi memberikan jalan untuk insentif. Uang merupakan pendorong individu bekerja, kompensasi layanan, dan hadiah atas kontribusi yang diberikan. 
5.      Kerjasama Berkaitan dengan Aktivitas Kerjasama antar kegiatan berbagai agensi pendidikan sangat penting dalam rangka pencapaian tujuan. Kerjasama dengan sendirinya akan mengatasi keterbatasan-keterbatasan ketika hanya satu atau sedikit kegiatan dijalankan. Sebuah keterbatasan adalah sebuah fungsi dari jumlah keseluruhan kegiatan yang dibutuhkan. Contoh jika bis sekolah gagal mengantarkan siswa ke sekolah maka kegiatan pembelajaran akan terpengaruh. Koordinasi adalah proses penjadwalan kegiatan untuk menghilangkan konflik agar tujuan dapat tercapai. Mengkoordinasi kegiatan yang berbeda dalam tujuan agensi pendidikan yang beragam merupakan esensi perencanaan pendidikan yang komperhensif dengan tujuan untuk menerjemahkan tujuan perencanaan pendidikan yang komperhensif ke dalam program-program praktis.